di tempat
Assalamuallaikum Wr.Wb
Wahai orang tuaku
dengan segala rasa hormat yang saya miliki, jangan marah ya, baca baik-baik
terlebih dahulu ya. Terlepas dari bagaimana budaya membesarkan kalian ini hanya
perasaan seorang Intan.
Tak terasa waktu
berlalu dengan cepat, tiba-tiba saja saya telah berusia 21 tahun. Saat ini saya
masih gadis yang berlindung diketiak kalian. tapi mungkin tak lama setelah ini
seorang pria akan datang menemui kalian dan meminangku. maka sebelum jauh hari
itu terjadi saya akan menyampaikan aspirasi saya yang saya pendam sejak masih
belia. Ini hanya perasaan saya. entah hanya perasaan
saya atau tidak, tapi saya meyakini kalian tak lebih tau tentang saya jika
dibandingkan dengan teman-teman saya.
Ingat ini hanya sudut pandangku saja.........
Mengulang masa lalu...
Saya masih ingat
ketika saya masih duduk dibangku TK, saya pernah frustasi ketika malam pertama
dimana bapak pergi, saya terbangun dimalam hari, menangis dengan suara yang
sangat lirih hingga pagi menjelang. hal tersebut terjadi juga ketika ibu
berpamitan untuk pergi. saya ingat karena saat itu saya meringkuk dan menangis
dengan perasaan takut jika orang yang tidur disamping saya terbangun. dan saya
masih ingat betul perasaan saya saat itu.
taukah kalian tentang
itu?
Saat menengok kemasa
SD, banyak hal yang saya sesali, dimana disini awal dimana pembentukan mental
saya yang buruk. hingga saat ini saya merasa kesulitan untuk mengubahnya. (tak
perlu saya ceritakan ini aib bagi saya sendiri.hehe.) saya tak banyak ingat
mengenai masa-masa SD. yang paling ku ingat saat kalian berkata bahwa kalian
ingin berpisah. Namun, aku hanya berpura-pura tak mengerti apa itu berpisah dan
berpura-pura mengabaikannya.
Saat duduk dibangku
SMP, Entah mengapa aku beranggapan bahwa aku anak yang terbuang. (hahaha).
meski aku tau pasti bahwa bukan salah kalian aku berada disini. dan justru aku
ingat betul bahwa aku jugalah yang memilih berada disini. masa ini adalah masa
terberatku, mungkin karena saat ini aku mulai tumbuh menjadi remaja benar kata
santrock diluar sana bahwa remaja merupakan masa yang penuh gejolak.
pada masa ini aku
menjadi orang yang pengecut. aku iri hampir pada semua orang, aku mengutuk diri
sendiri bahkan kalian. aku merasa diabaikan semua orang bahkan teman-temanku
apalagi guruku. kelas 2 SMP aku punya 2 sahabat yang baik, hampir semua
hal konyol kami lakukan bersama entah mengapa saat bersama mereka ada
kenyamanan tersendiri. mungkin kalian tau pada saat-saat itu aku mencetak
beberapa penghargaan atas kebandelaku. aku tak tau pasti respon kalian seperti
apa? prestasi tak penting lagi toh aku tak yakin kalian melihat nilaiku.....
kau ingat ayah
disaat itu aku mencurangimu dengan uang yang cukup besar, kau ingat? tapi
kau tidak marah padaku, entah kemarahanmu kau lampiaskan pada siapa dan aku tak
benar-benar jera....
karena saat duduk
dibangku SMP ini aku tak ingat betul bahwa ada kalian disampingku....
Saat SMA, meski aku
tau banyak sekali kenakalan yang kulakukan aku tak pernah berfikir bahwa aku
akan pergi meninggalkan teman-temanku disini. banyak hal yang kunikmati
dimasa-masa ini. banyak hal yang tak mudah kulupakan dan sangat panjang jika
harus aku ceritakan. Namun, aku benar-benar frustasi aku tak mampu belajar
dengan benar, aku ragu dengan masa depanku dan aku hidup dengan penuh
keragu-raguan. taukah kalian aku sering berfikir bagaimana jadinya jika kalian
masih ada disamping saya, hidup dengan kesederhanaan, mungkin akan lebih baik.
Mungkin aku tak akan menjadi gadis yang manja dan aku akan mengerti akan arti
dari kerja keras. dan mungkin aku takkan sekolah hanya karena "sewajarnya
anak seusiaku sekolah". Taukah kalian ketika kepindahanku ke SMA, hingga
usai satu tahun disana aku tak memiliki teman. aku seperti membangun pagar
setinggi tingginya dan memasang topeng setebal tebalnya. agar mereka tak mengenalku.
Aku punya keluarga tapi seperti tak punya, aku tak tahu harus mengadu kemana
dan bagaimana aku harus mengadu. Aku seperti menjadi sebab perceraian kalian
aku berfikir jika saja aku tak menceritakan perihal ibu pada mu ayah pasti tak
akan seperti ini. jika saja aku tak memulainya maka ibu akan tetap sehat dan
umi tak akan semakin membencinya... dan aku menyesalinya hingga saat ini....
Perceraian kalian,
aku pikir kalian sudah lama bercerai (hahahah). tapi tak masalah. aku hanya bertanya dalam hati mengapa tak dari dulu saja kalian bercerainya toh sama saja bagi kami (anak kalian). aku hanya menyesal seandainya dari dulu kalian bercerai mungkin tak hanya kau saja yang memiliki orang disampingmu saat ini ayah, tapi juga ibu, setidaknya aku tak perlu khawatir ketika ibu menangis nanti ada orang sepertimu disampingnya. aku sudah dewasa mungkin aku sedikit mengerti apa arti katahubungan yang di gantungkan. aku wanita yang sedikit tahu tentang perasaan ibu. aku tak lebih memihak salah satu dari kalian. KALIAN JELAS SALAH, hehehe
Pernikahanmu Ayah
selamat ayah, maaf jika aku tak sempat mengucap selamat sebelumnya. meski dia tak secantik dan selembut ibu aku tau dia wanita yang baik, karena saya juga wanita. aku mulai menyayanginya. meski dia orang yang aneh dan keras kepala luar biasa aku menerimanya dengan tangan terbuka. itu pilihanmu ayah..... dan pasti yang terbaik untukmu.
Aku Benci...
Aku benci saat
mereka memperolok kalian bahkan jika kalian sendiri yang saling menuding
dan memperolok-olok diri. Mereka yang katanya bernama keluarga, banyak
dari mereka menjelekan nama kalian seolah "aku" bukan anak kalian.
Aku Iri...
apakah engkau ingat?
Dulu saat kita beramai-ramai menjemputmu pulang ke bandara dan mampir ke
gramedia? aku senang-senang sekali saya berharap saat itu saya akan membeli
banyak buku. tapi aku tahu kita banyak membawa prajurit kecil yang
berbondong-bondong mengajukan proposal pembelian padamu. aku sadar saat itu,
bahwa biaya yang akan kau keluarkan tidak sedikit. dan aku mengundurkan diri.
aku sadar engkau bukan hanya sumber kebahagiaan untuk ku tapi juga untuk
mereka. maka aku berharap seperti dulu ketika kalian membelikan kami sebendel
majalah bobo meskipun bekas.
ingatkah engkau wahai
ayah dulu saat SMA, aku memintamu untuk menambah uang sakuku? bahkan untuk
50.ribu saja. kau tau saat itu teman-temanku mendapatkan uang 3x lipat dari
itu. dan hingga akhirnya tak ada yang berubah. uangku tetap seperti sediakala.
maka aku belajar satu hal ketika aku meminta dengan baik aku tak akan diberi
dan aku mulai belajar berbohong padamu entah apapun itu.....
Aku iri ketika banyak
teman-temanku pulang diwaktu senggang mereka, tapi aku tak punya tujuan untuk
pulang karena aku tak tau apakah aku punya sangkar untuk kembali pulang dan
untuk siapa aku pulang...
Aku iri ketika adik
adikmu dengan mudahnya meminta padamu ayah, namun aku selalu diselimuti
kebohongan......
Maka jangan tanya mengapa aku penuh dengan kebohongan..... ini lah aku....
Kalian dimataku....
Ibu, ibuku cantik seperti matahari, senyumnya seperti biskuit yang manis aku suka ketika ibu tertawa sungguh cantik, aku bahkan sempat berfikir jika aku bukan anak ibu karena tak cantik sepertinya :D . Namun, tiba-tiba badannya mulai kurus, matanya cekung dan menghitam, bahkan terkadang seperti tak mengenaliku. aku membenci itu aku benci melihatnya seperti itu. maka ketika aku tak mampu melihatnya seperti itu aku lari dan malah menghindarinya?
Ibu, ibuku cantik seperti matahari, senyumnya seperti biskuit yang manis aku suka ketika ibu tertawa sungguh cantik, aku bahkan sempat berfikir jika aku bukan anak ibu karena tak cantik sepertinya :D . Namun, tiba-tiba badannya mulai kurus, matanya cekung dan menghitam, bahkan terkadang seperti tak mengenaliku. aku membenci itu aku benci melihatnya seperti itu. maka ketika aku tak mampu melihatnya seperti itu aku lari dan malah menghindarinya?
Ibuku orang yang baik,
dan cerewet, seringkali dia mengomel tentang berat badanku yang berlebihan
padahal aku masih muda (hahahaha). Ibuku orang yang cerewet yang selalu
mengomel ketika aku tak gosok gigi dimalam hari. Aku sadar setiap orang
memiliki sisi yang buruk, akupun begitu. maka aku menerimanya apa adanya. Love
You so Much mom.....
Ayah ku yang
ganteng,jika ibu adalah matahari maka engkau adalah bulan. entah mengapa aku
belum pernah melihatmu tersenyum bagaikan matahari, aku tau engkau memikul
tanggung jawab yang begitu berat. Maafkan anakmu yang menutup mata seolah hanya
aku yang terluka dan terbebani...
engkau orang yang
paling ku banggakan dan ku hormati, aku menyayangimu sangat, sangat dan sangat!
seperti kesedihanku ketika melihat ibu sakit, aku lebih sedih ketika engkau
sakit. ayah menagislah ketika beban yang kau tanggung begitu berat, jangan
bohong hanya karena engkau tak ingin terlihat lemah di hadapan kami
anak-anakmu, kami sudah dewasa... jadilah orang yang tegas katakan iya jika
memang iya dan tidak jika memang tidak. Aku benci sifatmu yang tak pasti seperti kapas yang mengambang di udara.
Inilah aku
inilah aku.. aku bukan anak yang baik, setidaknya aku bersyukur ada mas agung yang bisa kalian banggakan. aku menyayangi kalian meski aku tau aku tak mampu untuk membahagiakan dan membanggakan kalian. aku bukan wanita yang baik ayah, maka biarkan kusampaikan pada tuhan ini bukan karena kalian ini kesalahan ku sendiri..
jadi
jadi maafkan aku orang tuaku, setidaknya aku sudah meluapkan isi hatiku meski tak seluruhnya aku tau pasti ini cukup melegakan dan mewakili perasanku...
tak usah menengok kebelakang lagi, aku tau waktu tak akan pernah terulang. aku cukup beruntung karena memiliki kalian. Saya akan baik-baik saja hingga saat akhir nanti.
tak usah menengok kebelakang lagi, aku tau waktu tak akan pernah terulang. aku cukup beruntung karena memiliki kalian. Saya akan baik-baik saja hingga saat akhir nanti.
to be continue..
1 komentar:
owek owek owek...
Posting Komentar