Mental mempunyai
pengertian yang sama dengan jiwa, nyawa, sukma, roh dan semangat. Prof.Dr. Hj
Zakiyah Darajat, mengartikan kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari
gejala-gejala pcnyakit jiwa. Dengan demikian dapat diartikan bahwa orang yang
sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari segala gangguan dan penyakit
jiwa. Dalam pengertian yang luas kesehatan mental dapat diartikan sebagai
terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi ¬fungsi kejiwaan dan
terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan
lingkungannya, berlandaskan keimanan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang
bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat.
Mustafa Fahmi
mengemukakan dua pola dalam mendefinisikan kesehatan mental: Pertama: pola
negatif, bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari segala
neurosis (gangguan kejiwaan) dan psikosis (gejala penyakit jiwa), Kedua: pola
positif, bahwa kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaian
terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya.
Hanna Jumhana Bastaman
mengartikan kesehatan mental dengan menyebut empat pola yang terkandung dalam
kesehatan mental, pertama pola simtomatis, yaitu pala yang berkaitan dengan
gejala dan keluhan, gangguan atau penyakit nafsaniah. Kedua pola penyesuaian
diri, yaitu pola yang berkaitan dengan keaktifan seseorang dalam memenuhi
tuntutan lingkungan tanpa kehilangan harga diri. Atau memenuhi kebutuhan
pribadi tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Kesehatan mental berarti kemampuan
seseorang untuk menyesuaikau diri secara aktif terhadap lingkungan sosialnya.
Ketiga pola pengembangan potensi, yaitu pola yang berkaitan dengan kualitas
khas insani, seperti kreatifitas, praduktifitas, kecerdasan, tanggung jawab dan
sebagainya. Kesehatan mental berarti kemampuan individu untuk memfungsikan
potensi-potensi manusiawinya secara maksimal sehingga ia memperoieh manfaat
bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Keempat adalah pola agama, yaitu
pola yang berkaitan dengan ajaran agama. Kesehatan mental adalah kemampuan
individu untuk melaksanakan ajaran agama secara benar dan baik dengan landasan
keimanan dan ketakwaan.
Dengan demikian
fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap jiwa, pandangan dan
keyakinan hidup harus dapat saling membantu dan bekerja sama satu dengan lainnya
sehingga dapat tercapai keharmonisan yang dapat menjauhkan orang dari perasaan
ragu dan bimbang serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin.
Keharmonisan antara fungsi jiwa dan tindakan tegas itu dapat dicapai antara
lain dengan keyakinan akan ajaran agama, keteguhan dalam mengindahkan
norma-norma sosial, hukum, moral dan sebagainya.
Hubungan antara
kejiwaan dan agama dalam kaitanya dengan hubungan antara agama sebagai
keyakinan dan kesucian jiwa terletak pada sikap penyerahan diri seseorang
kepada sesuatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap pasrah serupa itu akan
memberikan sikap optimis pada seseorang sehingga akan muncul perasaan positip
seperti bahagia, rasa senang, puas, merasa sukses, merasa dicintai atau rasa
aman. Sikap emosi yang demikian merupakan kebutuhan manusia sebagai makluk yang
bertuhan. Setiap ajaran agama mewajibkan penganutnya untuk melaksanakan ajaran
agamanya secara rutin, karena bentuk dan cara pelaksanaan ibadah akan
berpengaruh dalam menanamkan keluhuran budi yang pada puncaknya akan memberi
rasa bahwa hidup menjadi lebih bermakna.
Makna hidup paripurna
bersifat mutlak dan universal, serta dapat dijadikan landasan dan sumber makna
hidup pribadi. Bagi orang yang tidak atau kurang penghayatan terhadap agama,
mungkin saja pandangan falsafah atau ideologi tertentu dianggap memiliki nilai
nilai universal dan paripurna. Sedangkan bagi penganut agama, maka Tuhan
merupakan sumber nilai Yang Maha Sempurna dengan agama sebagai perwujudan
tuntunan-Nya.
Pandangan Islam Terhadap Kesehatan Mental
Pandangan Islam
terhadap kesehatan mental antara lain dapat dilihat dari peranan Islam bagi
kehidupan manusia, yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
a) Agama Islam memberikan
tugas dan tujuan bagi hidup dan kehidupaa manusia di dunia dan akhirat dalam Al
Qur'an disebutkan untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana firmannya dalam
al-Qur'an ditegaskan sebagai berikut: 'Dan tidak Aku jadikan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepada-Ku" (QS. Adz Dzariyat (51) : 56).Dalam ayat
lain disebutkan tugas manusia untuk menjadi khalifah-Nya di muka bumi, yang
maksudnya : "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat "
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi……… "
Dengan
demikian manusia mempunyai beban amanat dari Allah untuk melaksanakan
syariat-Nya serta untuk mengatur dan mengolah segala apa yang ada di bumi ini
dengan baik. Agar tujuan tersebut dapat tercapai jika manusia dilengkapi dengan
berbagai potensi yang harus dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan aturan Allah.
Kesehatan mental dalam pandangan Islam adalah pengembangan dan pemanfaatan
potensi- potensi tersebut semaksimal mungkin, dengan niat ikhlas beribadah
hanya kepada Allah. Dengan melaksanakan konsep ibadah dan khalifah dalam Islam,
manusia dapat menumbuhkan dan mengembangkan potensi jiwa dan memperoleh mental
yang sehat. Islam memberikan bimnbingan dan petunjuk kepada manusia dalam
melaksanakan tugas kekhalifahan dan untuk mencapai hidup bahagia di dunia dan
akhirat.
b). Ajaran
Islam memberikan bantuan kejiwaan kepada manusia dalam menghadapi cobaan dan
mengatasi kesulitan hidupnya, seperti dengan cara sabar dan shalat, dalam
firman Allah S WT dalam al-Qur`an yang menegaskan sebagai berikut: "Hai
orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar ". (QS Al Baqarah (2):
153).
Pada
umumnya sabar sering diartikan sebagai keteguhan hati dalam menghadapi cobaan
dan kesulitan, ser-ta keuletan menghadapi cita-cita. Dengan belajar untuk menanamkan
rasa sabar dalam hati dan mau melaksanakan shalat dengan baik dan khusyuk,
insya Allah setiap manusia akan dapat menghadapi musibah dengan jiwa yang
tenang dan merasa terbantu mengatasi kesulitan hidupnya.
c) Ajaran Islam membantu
orang dalam menumbuhkan dan membina pribadinya, yakni melaiui pengnayatan
nilai-nilai ketakwaan dan keteladanan yang diberikan Nabi Muhammad saw. Dengan
membaca sejarah hidup Rasulullah serta mempelajari dan menghayati seluruh aspek
kepribadian Rasulullah akan dapat membangkitkan semangat hidup, menentramkan
jiwa dan menumbuhkan sifat-sifat luhur.
d) Ajaran Islam
memberikan tuntunan kepada akal agar benar dalam berpikir melalui bimbingan
wahyu (kitab suci Al- Qur'an al Karim).
e) Ajaran Islam beserta
seluruh petunjuk yang ada yang ada di dalamnya merupakan obat bagi jiwa atau
penyembuh segala penyakit hati yang terdapat dalam diri manusia (rohani).
Firman Allah SWT dalam al-Qur'an al-Kariem ditegaskan sebagai berikut :
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat (agama) dari
Tuhanmu sebagai penyembuh bagii penyakit yang ada di dalam, dada (rohani),
sebagai petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman". (QS. Yunus (10) :
5 7).
f) Ajaran Islam
memberikan tuntunan bagi manusia dalam mengadakan hubungan yang baik, baik hubungan
dengan diri sendiri, hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan orang lain, maupun
hubungan dengan, alam dan lingkungan, seperti yang terdapat dalam ajaran
akidah, syari'at, dan akhlak.
g) Agama Islam berperan
dalam mendorong orang untuk berbuat baik dan taat, serta mencegahnya dari
berbuat jahat dan maksiat. Firman Allah SWT dalam al-Qur'an al-Kariem yang
menegaskan: "Barang siapa melakukan perbuatan baik dari lelaki dan
perempuan dan ia beriman maka kami hidupkan, dia dengan penghidupan yang baik,
dan akan kami balas dengan balasan yang baik dari apa yang telah mereka
kerjakan". (QS: An¬-Nahl (16) : 97).
h) Ajaran Islam dapat memenuhi kebutuhan
psikis manusia. Peranan agama Islam dapat membantu manusia dalam mengobati
jiwanya dan mencegahnya dari gangguan kejiwaan serta mernbina kodisi kesehatan
mental. Dengan menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam manusia dapat
memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup.